Senin, 31 Desember 2012

RESEP RAHASIA BATU GINJAL & PROSTAT


Belumlah dikatakan manjur kalau belum terbukti, tapi ini sebuah pengalaman nyata. Teknik mengeluarkan batu ginjal tanpa operasi dan menjaga kesehatan prostat. Teknik ini telah dianjurkan oleh seorang bijak yang lahir di tahun 571 M.

Sebut saja Boby, salah seorang jamaah Rutin di Masjid Al Himmah, hampir bisa dipastikan setiap Sholat Jamaah Maghrib, Isya, Subuh Boby berdiri dalam barisan shof terdepan. Hingga pada suatu saat tiba-tiba Boby nyaris "menghilang" tidak sekalipun datang ke Masjid.

Ternyata Boby entah masuk angin atau maag, tapi yang jelas badannya nggak enak bahkan lama kelamaan perutnya makin kesakitan tidak jelas, seperti kram perut. Katanya sih sempat opname segala. Awalnya karena hoby "Gowes" kejauhan, Jumat pagi Boby bersepeda menempuh jarak 40 km tapi sebelum berangkat lupa sarapan. Sampai di tempat tujuan barulah Boby makan, nah setelah makan perut lama-kelamaan bertambah sakit, terasa ditusuk-tusuk. Pas perjalanan pulang, dijalan Boby muntah-muntah. Akhirnya pulang dengan sepeda didorong teman sambil menahan sakit.

Dimulailah hari-hari menahan sakit, hampir 2 minggu tidak lagi bisa jamaah di masjid, hanya bertahan di rumah cuma makan obat dari dokter, tapi tak kunjung sembuh. Setiap hari terasa seakan Kram Perut.

Akhirnya minggu ke dua, Jumat pagi foto Rontgen perut di Rumah Sakit untuk mencari penyebabnya. Sambil menunggu hasil Rontgen, Dokter hanya menyarankan minum air putih dan setiap kencing harus dalam posisi Jongkok. 

Walhasil, benarlah diagnosa dokter yang menyatakan ada batu dalam saluran kencing Boby. Dan Saran dokter, yang sama persis dengan Anjuran orang Bijak 1442 tahun yang lalu, yaitu diminta kalau kencig sambil Jongkok ternyata membuahkan hasil. Alhamdulillah Jumat malam "Waktu kencing sambil jongkok" terasa ada sesuatu yang menyumbat ujung kemaluan dan "klutik" keluarlah butiran batu bersamaan lancarnya kencing dan menahan sedikit rasa perih.

Pagi hari Sabtu jam 08.00 ke Rumah Sakit untuk melihat hasil Rontgen, dan dokter menyatakan adanya sumbatan pada saluran kencing. Dan sumbatan itu ternyata adalah batu kecil yang keluar ketika kencing sambil jongkok.

Seiring dengan diketahuinya manfaat kencing sambil jongkok, seorang aktifis mencoba merubah kebiasaan dari kencing berdiri menjadi kencing sambil jongkok. Menurut ustad muda tersebut setelah beberapa hari merutinkan kencing sambil jongkok, sekarang keluhan adanya sisa kencing yang biasa keluar ketika sujud/rukuk/bersin tidak lagi terjadi. Menurutnya sejak kencing sambil jongkok, terasa kencingnya bisa tuntas dan tidak terjadi tetesan yang tidak dikehendaki.

Lantas siapa orang bijak yang menyarankan Kencing sambil jongkok ? Dialah tokoh Dunia Akhirat yang pantas diikuti anjurannya sepanjang masa yaitu Nabi Besar Muhammad SAW. Masihkah kita setengah-setengah dalam melaksanakan setiap risalahnya.

Aisyah RA berkata, “Barangsiapa yang menceritakan kepada kalian bahwa Nabi SAW buang air kecil sambil berdiri, maka janganlah kalian percaya. Beliau tidak pernah buang air kecil kecuali sambil duduk.” (HR. Tirmidzi).

Rosulullah pernah pula diriwayatkan Kencing sambil berdiri, itupun hanya satu riwayat ketika beliau kencing di lokasi pembuangan sampah, wallahu 'alam bisawab.


Read More..

Sabtu, 29 Desember 2012

HAFAL QURAN DALAM 2 TAHUN DI USIA 13 TAHUN


''Jamaah, tolong doakan saya, agar Allah memberi kesempatan 10 detik saja tubuh saya bisa bergerak normal sehingga saya bisa bersujud kepada-Nya,'' pinta Syeikh Ammar Haitsam Bugis di Daarul Qur'an, Ketapang, Tangerang, Selasa, (25/12/2012) kemarin.

Permohonan itu diterjemahkan Ustadz Slamet Ibnu Syam selaku sohibul bayt, yang mendampingi tujuh Syeikh asal Timur Tengah di Kampung Qur’an dari Saudi, Yaman, Suriah, dan Iraq. Mereka hadir untuk berbagi ilmu qiro’at Qur’an, pengalaman menghafal Kitabullah, dan menyuntikkan motivasi bagi segenap keluarga besar Kampung Qur’an.

Kehadiran mereka disambut segenap pimpinan Yayasan Daarul Qur’an Indonesia dan PPPA Daarul Qur’an, serta ratusan jamaah dari Aceh sampai Papua.

Ammar Bugis, masih berdarah Makassar. Ia lahir di Amerika Serikat, 22 Oktober 1986. Nama Bugis diambil dari nama kakek buyutnya yang berasal dari Sulawesi, Syeikh Abdul Muthalib Bugis. Beliau hijrah dari Sulawesi ke Mekah dan mengajar Tafsir di Masjidil Haram.

Syeikh Ammar lumpuh total sejak 2 bulan, hanya mata dan mulutnya yang masih berfungsi, walau nada bicaranya agak tidak jelas. Itu semua tak mengurangi semangatnya untuk hidup dan berarti.

Dengan pendidikan homeschooling, Ammar sudah hafal 30 juz Qur'an sejak usia 13 tahun dalam waktu 2 tahun saja. Ia lulus dari Jurusan Jurnalistik King Abdul Aziz University. Menjadi wartawan olahraga Harian Al Madinah yang terbit di Jeddah, dan kolumnis Harian Ukaz terbitan Riyadh.

Ammar juga menjadi dosen di Universitas Dubai sambil meneruskan pendidikan S-2 di sana atas beasiswa Pangeran Uni Emirat Arab, Hamdan bin Muhammad bin Rasyid Al Maktum Al Fazza.

Kakak lelaki Ammar, Hasan Bugis, tubuhnya normal, seorang pilot Saudi Airline. Sedang adiknya, perempuan, yang juga lumpuh seperti Ammar, adalah seorang dokter.

Selain untuk sujud, 10 detik yang dipinta Ammar Haitsam Bugis juga akan dimanfaatkan untuk membuka mushaf Al Qur'an yang belum pernah dapat dilakukannya sendiri.

Banyak di antara ratusan jamaah menangis terharu mendengar permintaan Syeikh Ammar. Termasuk Ustadz Yusuf Mansur yang berada di sebelahnya.

Kepada Pendiri Daarul Qur’an, Syeikh Ammar menyatakan ingin memasukkan anaknya, Yusuf (14), ke Ponpes Daarul Qur’an Ketapang. ‘’Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an adalah pendidikan untuk meraih dunia-akhirat,’’ tandas Syeikh Ammar, yang menuliskan perjuangan hidupnya dalam buku berjudul "Qohir Al Mustahil" (Penakluk Kemustahilan).

Dalam taushiyahnya Ustadz Yusuf Mansur menegaskan, fenomena Syeikh Ammar menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. ‘’Namun pikiran dan perasaan kita sendiri yang suka memustahilkan diri kita. Akhirnya itu jadi do’a buat kita sendiri,’’ katanya.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT menyatakan bahwa ‘’Aku ini sebagaimana prasangka hamba-Ku.’’ Artinya, Allah akan ‘’menuruti’’ persangkaan pikiran dan perasaan manusia akan takdirnya sendiri.

Ustadz Yusuf mencontohkan, banyak orang merasa mustahil bisa naik haji karena kondisinya miskin atau banyak utang. Akibatnya, ya mustahil beneran. Padahal, dengan bersandar pada Allah Yang Maha Kuasa, kemiskinan dan utang bukan hambatan untuk ke Tanah Suci.

Turut memeriahkan silaturahim tersebut, penampilan para santri Daarul Qur’an dalam defile drumband, atraksi senam Daqu, koor hymne dan mars Daqu, serta muhadhoroh (pidato) dwilingual Arab-Inggris.

Acara diakhiri jelang waktu dhuhur dengan menyaksikan bersama pemasangan tiang pancang sebagai peresmian dimulainya pembangunan Masjid Daarul Qur’an.*/Kiriman Nur Bowo  (Hidayatullah.com)
Read More..