Dinamai Masjid Skalekan karena memang belum diberi nama, tentu saja nantinya akan ada nama yang terkandung doa kemaslahatan bagi masyarakat secara keseluruhan (Rahmatan Lil 'alamin) dan meningkatkan kualitas hidup, kualitas kesehatan, kualitas kebersihan, kualitas pendidikan, kualitas keimanan dan kualitas beribadah semata-mata kepada Allah Subhanallahu wata'ala.
Sekalekan
sendiri merupakan nama kampung/dusun, walaupun kalau ditelusur mundur
akan dikaitkan dengan sejarah Berdirinya kabupaten Klaten. Dikarenakan
berseberangan jalan dengan lokasi Masjid, terdapat komplek pemakaman
dimana salah satunya dimakamkan Kyai Mlati,beliau seorang Kyai yang
datang dan menetap ke tempat yang masih hutan belantara (sekarang
menjadi kota Klaten) kurang lebih 560 tahun yang lalu, dan semakin lama
orang semakin berdatangan dan berkembang hingga menjadi kota Klaten
seperti sekarang ini.
Nama
lengkap Kyai Melati adalah Kyai Melati Sekolekan. Dan nama dukuh tempat
tinggal Kyai Melati oleh masyarakat kemudian diberi nama dukuh
Sekolekan (sekarang menjadi Sekalekan), nama Sekolekan adalah bagian
dari nama Kyai Melati Sekolekan. (Wallahua a'lam bishowab).
Pada Hari Sabtu tanggal 22 Desember 2012 dan dihadiri oleh 22 warga masyarakat mewakili sebagian besar masyarakat Sekalekan mengadakan Rapat Perdana di balai RW membahas kemungkinan untuk menyediakan tempat ibadah untuk masyarakat muslim, mengingat RW di Kalurahan Klaten yang belum memiliki Masjid, tinggal RW Sekalekan saja. Padahal termasuk pemukimam yang paling padat diantara RW-RW di Kalurahan Klaten. Dan yang lebih memprihatinkan lagi, kalau benar Kota Klaten sebagai “Pusernya” adalah Kampung Sekalekan, Kalurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, kok ya tidak ada Masjid sama sekali.
Maka
tepat jam 22:22 WIB tanggal 22 Desember 2012 terkumpulah dana awal dari
iuran spontan dari 22 peserta rapat, sebesar Rp. 1.050.000,- sebagai
tanda jadi Komitmen akan dibangunnya Masjid Sekalekan. Diputuskan pula
akan dibangun masjid dengan menggunakan Joglo Kuno senilai Rp.
900.000.000,-. Menurut penuturan pemiliknya, joglo kuno tersebut sudah
ditawar sebanyak 22 kali, baik oleh calon pembeli asing maupun dalam
negeri. Pernah tertinggi ditawar Rp. 1.400.000.000,-. Pemilik joglo
tersebut menyampaikan dalam rapat bahwa beliau akan mewakafkan sebagian
dari nilai joglo tersebut dan menggratiskan biaya assembling dan
pemasangannya. Menurut penuturan Bp. Edy Setyoko selaku Ketua Umum
Panitia Pembangunan Masjid sekaligus ketua RW Sekalekan kemungkinan
nanti beliau akan mewakafkan lebih dari separuh dari nilai joglo
tersebut. Amin.
Pada
malam hari itu pula disampaikan rencana bahwa disamping Masjid nantinya
juga akan dibangun asrama untuk Rumah Tahfidz (penghafal Quran) dan
Yatim Piatu dengan harapan semua itu akan menambah “KUNCARA” (bersinar)
kampung Klaten dan Kabupaten Klaten Bersinar.
rumah joglo
BalasHapusrumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah joglo
rumah limasan
rumah joglo
rumah joglo
Semoga dengan berdirinya masjid ini semakin menambah keberkahan bagi masyarakat sekitar juga bagi kota klaten.
BalasHapusJazakallah atas doanya, semoga Rubaiyat juga bisa mendunia tadz
HapusAlhamdulillah pasti adem, semoga berkah
BalasHapus